Cari Blog Ini

27 Mei 2012

Hadiah Tertinggi Bagi Almarhum

Sang Buddha berkata bahwa hadiah terbesar 

yang dapat dipersembahkan Orang 

kepada Leluhur-nya yang telah meninggal 

adalah melakukan tindakan Jasa dan melimpahkan Jasa yang diperoleh ini.


Ia juga berkata bahwa 

Mereka yang memberi juga menerima Buah Perbuatan Mereka. 


Sang Buddha mendorong Mereka yang berbuat baik
seperti berderma pada Orang Suci,
untuk melimpahkan Jasa yang Mereka terima kepada Saudara Mereka yang telah meninggal.

Derma sebaiknya diberikan atas Nama Orang yang meninggal itu
dengan mengingat hal-hal seperti,

"Ketika Ia masih hidup, Ia memberi-ku kekayaan ini;  

Ia berbuat ini untuk-ku; Ia adalah Keluarga-ku, Sahabat-ku"

( Tirokudda Sutta - Khuddakapatha )

* * * * *

Pelimpahan Jasa bagi Orang meninggal didasarkan kepercayaan awam
bahwa pada kematian Seseorang, '
kebaikan' dan 'kejahatan' yang diperbuat-nya seumur hidup
menentukan apakah Ia akan terlahir kembali
dalam Alam Kebahagiaan atau Alam Kesengsaraan.
Dipercayai bahwa Orang meninggal mungkin telah pergi ke Dunia Roh.
Makhluk dalam bentuk keberadaan yang lebih rendah ini
tidak dapat menimbulkan Kebaikan baru dan harus hidup dengan Jasa yang diperoleh di dunia ini.

* * *

Mereka yang tidak menyakiti Orang Lain dan yang melakukan banyak Perbuatan Baik
selama hidup-nya tentu akan memiliki kesempatan
untuk terlahirkan kembali di tempat yang Bahagia.

Orang semacam itu tidak memerlukan bantuan Saudara-nya yang masih hidup.
Bagaimanapun,
Mereka yang tidak berkesempatan terlahir kembali dalam kediaman yang Bahagia
selalu menunggu untuk menerima Jasa dari Saudara-nya yang masih hidup
untuk mengimbangi kekurangan-nya
dan memungkinkan Mereka untuk terlahir dalam keberadaan yang Bahagia.

* * *

Mereka yang terlahir kembali dalam bentuk roh yang malang
dapat terbebas dari kondisi penderitaan-nya melalui Pelimpahan Jasa kepada Mereka
oleh Teman dan Keluarga yang melakukan Perbuatan Kebaikan.
Apa yang terjadi sebenar-nya cukup dapat dipahami.


* * *

Ketika Orang yang meninggal sadar bahwa Seseorang telah mengingat-nya,
maka Ia menjadi gembira, dan Kebahagiaan ini membebaskan-nya dari penderitaan.

Karena ada Kebahagiaan lebih besar yang terkumpul dari pengingatan berulang-ulang,
Kelahiran yang tidak bahagia berubah menjadi Bahagia.
Semua-nya berkaitan dengan Kekuatan Pikiran.


* * * * *

"Seperti Sungai, 
jika penuh harus mengalir, mencapai, dan memenuhi tujuan nan jauh,
demikan juga juga apa yang diberikan di sini akan mencapai dan memberkahi Roh di sana.
Seperti air dituangkan di Puncak Gunung harus segera menyurut dan memenuhi Tanah datar,
demikian juga apa yang diberikan di sini akan mencapai dan memberkahi Roh di sana."


( Nidhikanda Sutta - Khuddakapatha )




Sumber:
Buku Keyakinan Umat Buddha
Oleh: Sri Dhammananda
Penerbit: Yayasan Penerbit Karaniya
Hal. 448-452