Cari Blog Ini

27 Mei 2012

Makna Pelimpahan Jasa Bagi Orang Meninggal

Jika Anda benar-benar ingin 

menghormati dan menolong Orang yang telah meninggal, 

maka berbuat-lah Jasa atas Nama Mereka 

dan limpahkan Jasa tersebut pada Mereka.



* * * * *



Menurut Ajaran Buddha, Perbuatan Baik atau 'Tindakan Jasa'
membawa Kebahagiaan bagi Pelaku-nya, baik di Dunia Ini maupun setelah-nya.

Tindakan Jasa juga dipercaya mengarah pada tujuan akhir Kebahagiaan abadi.
Tindakan Jasa dapat dilakukan melalui tubuh, ucapan dan pikiran.
Semua Perbuatan Baik menghasilkan  'Jasa' yang terkumpul menjadi 'Penghargaan' bagi Pelaku-nya.

* * *

Ajaran Buddha juga mengajarkan
bahwa Jasa yang diperoleh dapat dilimpahkan kepada Orang Lain,
dapat dibagi dengan Orang Lain.

Dengan kata lain, Jasa itu dapat 'dipindahkan' sehingga dapat dibagi dengan Orang Lain.
Orang yang menerima Jasa dapat berupa Orang yang masih hidup atau sudah meninggal. 


* * * * *

Metode untuk Pelimpahan Jasa cukup sederhana.
Pertama-tama dilakukan suatu Perbuatan Baik.
Pelaku Perbuatan Baik hanya perlu berharap
agar Kebaikan yang telah diperoleh-nya terkumpul pada Seseorang secara khusus.
Harapan ini dapat sepenuhnya batiniah atau dapat disertai dengan ungkapan kata-kata.

Harapan dapat dibuat dengan kesadaran dari Penerima-nya.
Jika Penerima menyadari tindakan atau harapan itu,
maka terjadi-lah 'perayaan' Jasa dua pihak.

Disini Penerima menjadi Peserta Perbuatan Asal
dengan menghubungkan diri-nya dengan Jasa itu.

* * *


Jika Penerima mengidentifikasikan diri-nya sendiri dengan Jasa dan Pelaku-nya,
Ia kadang bahkan dapat memperoleh Jasa yang lebih besar daripada Pelaku Asal-nya,
baik karena kegirangan-nya lebih besar
atau karena penghargaan-nya akan nilai Jasa itu didasarkan pada pemahaman Dhamma.
Naskah-naskah Buddhis memuat beberapa cerita mengenai hal itu.

* * * 


'Kegembiraan Pelimpahan Jasa'
juga dapat terjadi dengan atau tanpa pengetahuan Pelaku Tindakan Jasa itu.
Yang diperlukan hanya-lah penerima-nya merasa bahagia dalam hati-nya
saat Ia menyadari Perbuatan Jasa itu.
Jika Ia berharap, Ia dapat mengungkapkan kegembiraan-nya
dengan berkata 'Sadhu' yang berarti 'Baik'.

* * *

Yang dilakukan-nya adalah menciptakan sejenis sorakan mental atau verbal.
Untuk membagi Perbuatan Baik yang dilakukan oleh Orang Lain,
yang penting adalah harus ada perwujudan nyata perbuatan itu
dan kegembiraan yang timbul dalam hati Penerima.
Sekalipun diinginkan, Pelaku Perbuatan Baik tidak dapat mencegah 'Kegembiraan dalam Jasa' Orang Lain
karena Ia tidak dapat memiliki kekuatan atas pikiran Orang Lain.

* * *

Menurut Sang Buddha, dalam semua tindakan, pikiran-lah yang benar-benar berarti.
Pelimpahan Jasa pada hakikat-nya adalah Tindakan Pikiran.

Melimpahkan Jasa tidak berarti bahwa Seseorang kehilangan Jasa yang diperoleh-nya
dengan Perbuatan Baik-nya.
Sebalik-nya, Tindakan 'Pelimpahan' itu sendiri adalah Perbuatan Baik
sehingga meningkatkan Kebaikan yang telah diperoleh.



Sumber:
Buku Keyakinan Umat Buddha
Oleh: Sri Dhammananda
Penerbit: Yayasan Penerbit Karaniya
Halaman 446-448