Cari Blog Ini

26 Mei 2012

Mengapa Orang Jahat Senang Sedangkan Orang Baik Menderita ?


Beberapa orang bertanya,
 
"Jika kebaikan mendatangkan kebaikan
 
dan kejahatan mendatangkan kejahatan,
 
mengapa banyak orang baik harus menderita
 
dan banyak orang jahat makmur di dunia ini?"




Jawaban atas pertanyaan ini, 

menurut pandangan Buddhis,
 
adalah bahwa sekalipun beberapa orang bersifat baik,
 
mereka belum mengumpulkan jasa baik yang cukup 

dalam kelahiran sebelumnya
 
untuk mengatasi efek kamma buruk dalam kehidupan saat ini;
 
suatu saat pada masa silam mereka 

pasti ada beberapa kekurangan.




Di lain pihak, 

beberapa orang bersifat jahat, 

tetapi dapat menikmati hidup ini

karena beberapa kamma baik yang kuat yang mereka kumpulkan

dalam kelahiran sebelumnya.





Sebagai contoh, 

ada orang tertentu yang secara alamiah
 
mewarisi jasmani yang kuat 

dan sebagai hasilnya menikmati kesehatan sempurna.



 
Daya tahan fisik mereka kuat 

dan karenanya tidak rentan terhadap penyakit.



 
Walaupun mereka tidak mengikuti aturan-aturan khusus
 
untuk menjalankan hidup yang higienis, 

mereka bisa tetap kuat dan sehat.



 
 
Sebaliknya, 

ada orang lain yang mengkonsumsi berbagai obat, 

vitamin, makanan bergizi 

untuk membentengi diri mereka,

tapi di balik usaha mereka untuk menjadi kuat dan sehat,
 
kesehatan mereka 

tidak menunjukkan perbaikan apa pun.






Secara umum, 


perbuatan baik dan buruk apa pun
 
yang dilakukan orang dalam masa kehidupan ini,
 
mereka pasti akan mengalami reaksinya 


dalam kehidupan ini atau yang akan datang.




 
Tidaklah mungkin melepaskan diri dari akibat kamma 

hanya dengan berdoa,
 
melainkan hanya dengan mengembangkan pikiran 

dan menjalankan hidup mulia.



 

Hal ini tidak berarti bahwa segala sesuatu yang kita derita 

atau nikmati hari ini
 
sepenuhnya disebabkan perbuatan silam kita, 

yang kita sebut kamma.



 

Sang Buddha berkata bahwa jika demikian,
 
maka tidak akan ada gunanya menjalani kehidupan moral,
 
karena kita hanyalah korban masa silam.



 

Umat Buddha menyatakan 

bahwa walaupun hidup kita sudah terkondisi 

pada masa lampau,

sepenuhnya ada di dalam diri kita 

untuk mengubah kondisi itu
 
dan menciptakan kesejahteraan kita 

saat ini dan masa mendatang.


 
 

Umat Buddha tidak menyerah pada nasib atau fatalisme
 
sebagai satu-satunya penjelasan terhadap kondisi manusia.



 

Umat Buddha didorong untuk melalukan perbuatan baik
 
bukan demi mendapat tempat di surga.
 
Mereka diharapkan untuk berbuat baik 

untuk membasmi keegoisan
 
dan supaya mengalami kedamaian dan kebahagiaan 

pada saat ini.





 
Bila saat ini secara hati-hati dikendalikan,
 
kesejahteraan masa depan akan terjamin.


 

"Bagi ia yang tidak ada pantai ini atau pantai lainnya,
 
atau tidak keduanya,
 
ia yang bebas dari kecemasan dan tak terikat.

Ialah yang Kusebut orang suci."

~ (Dhammapada 385)





Sumber:
Buku Keyakinan Umat Buddha
Oleh: Sri Dhammananda
Penerbit: Yayasan Penerbit Karaniya
Hal. 139-141