Kisah :
Ada seorang Nona Hu,
dia adalah kakak seperguruan (Su Ci) penulis,
usianya masih muda.
Selesai SLTA
segera ia bekerja di pemerintahan.
Namun tubuhnya amat lemah,
setiap hari rasanya tidak pernah sehat,
hal ini disebabkan
karena ia rajin membina mental
dan pada malam hari masih melakukan kebaktian agama Buddha.
Yang dirasakan sangat mengganggu
ialah rumahnya terletak di Sa Thien
sedangkan tempat kerjanya di Cung Hwan.
Setiap pagi harus bangun pukul 7.00
secara terburu-buru sarapan
lalu mengejar bus dan harus antri
( sebab rumahnya jauh dan stasiun kereta api ),
kemudian transit kereta bawah tanah ke Cung Hwan.
Disebabkan waktu berangkat dan pulang kerja
kebetulan saat jam sibuk lalu lintas,
orang-orang berjubel-jubel,
pula harus transit dengan kendaraan lain,
setiap hari pulang pergi
telah menghabiskan waktu tak kurang dari 2 jam,
ini sangat meletihkan.
Ibunya sangat menyanyanginya,
sering memohon pada Buddha,
mengharap agar ía dapat pindah kerja
di pemerintahan daerah Sa Thien saja,
dengan demikian dapat mengurangi kepenatan dalam kendaraan,
juga dapat menghemat waktu 2 jam.
Bila hal ini dapat terwujud,
maka alangkah baiknya.
Tetapi pekerjaan dalam pemerintahan
bukan sekehendakmu akan pindah ke mana lalu kemana,
banyak hal yang perlu dipertimbangkan,
misalnya kepentingan pemerintah daerah sendiri,
tepat tidaknya soal personalia, dll.
Oleh karena itu,
sungguh pun ía telah mengajukan permohonan untuk pindah kerja,
tetapi lama sudah tidak ada balasannya.
Jadi setiap hari masih tetap harus menderita kepenatan
duduk dalam kendaraan.
* * * * *
Hingga pada suatu hari,
kedua Ibu dan anak datang ke tempatku,
kebetulan ada waktu luang sedikit,
datanglah ilhamku lalu kukatakan :
“Akan kuajarkan mantra “Ta Pai San Kai Fu Mu”,
hal ini berguna untuk kalian”
kebetulan mereka sedang mujur
lalu segera belajar.
Mantra ini sangat praktis,
begitu belajar segera mereka bisa.
Kuajarkan pula mereka memantrai “air”
kemudian menyuruhnya minum.
Keluarganya adalah keluarga yang sangat taat pada agama Buddha,
setiap Keng Buddha yang didapat,
akan mereka baca dengan hikmat dan seksama.
Kuanjurkan pula
agar mereka baik dalam perjalanan,
duduk atau tidur,
begitu ada waktu segera membaca
mantra Ta Pai San Kai Fu Mu,
ini mereka lakukan sesuai dengan petunjuk.
Kira-kira sebulan kemudian,
datanglah berita baik,
permohonan mutasinya diluluskan.
Sesuai dengan keinginannya
ia dipindah ke Sa Thien,
lokasinya hanya 2 ( dua ) menit jalan kaki dari rumahnya.
Setelah mutasi ini,
Nona Hu bekerja penuh dengan kegembiraan,
hatinya lebih riang,
tubuhnya agak gemuk dan sehat.
Betapa hebat kekuatan Ta Pai San Kai Fu Mu,
betapa tinggi kemoralannya.
Untuk memperbaiki nasib buruk,
agar “Apa yang diinginkan terwujud”,
bahkan untuk menjadi Buddha,
kesemuanya tergantung pada keyakinan dan tekad pada dirimu.
Harus dengan sungguh - sungguh melaksanakan,
tak cukup hanya berkata-kata di mulut saja.
* * * * *
Banyak orang yang ingin memperbaiki nasib buruknya
di kala usaha atau kerjanya tak lancar,
hatinya percaya tentang Hukum Karma,
yakin dan percaya pula akan ajaran Buddha.
Namun ternyata tidak dapat melaksanakan,
tak cukup hanya dapat memikir:
“Andaikata ada orang yang mau bantu mengerjakan,
atau membuatkan Hu atau membacakan Mantra,
membantuku mewujudkan keinginanku,
sangatlah baik.
Setelah urusan usai nanti,
pasti akan kuberikan imbalannya”.
Ada pula yang berpikir :
”Usahaku buruk, pikiranku ruwet,
untuk mengerjakan sendiri tak ada semangat,
mana mungkin ?”
Ada pula orang
yang tatkala usahanya lancar,
menyuruhnya membaca Keng Buddha,
jawabnya :
”Segala usahaku lancar,
masih perlukah itu ?
Kini aku sangat sibuk,
lain kali saja”.
Nanti bila usahanya tidak lancar,
barulah ia mencariku,
kuanjurkan membaca Keng Buddha,
tetapi jawabnya :
“Kini aku sedang menganggur,
makan pun rasanya segan,
tidur tidak tenang,
tak ada semangat,
sebaiknya anda saja yang membantu aku membaca”.
Orang tersebut diatas
benar-benar membuang waktu saja,
sungguh sayang.
Kasus Nona Hu dapat dijadikan sebagai cermin bagi mereka.
Sumber:
http://www.oocities.org/sutra_online/bacaan_hukumkarma9.htm