Cari Blog Ini

13 Desember 2013

Kitab Thai Sang Lao Cin - Karma

Untuk melihat versi web, klik disini >> Kitab Thai Sang Lao Cin - Karma

----- Bagian A. -----

Thai Shang Lao Cin berujar :

1.
Musibah dan Keberuntungan manusia itu tidak ada pintu jalan-nya, tetapi semuanya justru Manusia sendiri-lah yang mengundang dan menciptakan-nya.


2.
Balasan dari perbuatan baik dan buruk Manusia itu bagaikan bayangan yang mengikuti wujud-nya, sama sekali tidak akan terlepas dan meleset sedikit pun.


3. 
Di Alam ini ada Malaikat yang khusus menangani kesalahan Manusia, dengan berdasarkan berat ringan-nya kesalahan Manusia itu.




4.
Malaikat mengurangi rezeki-nya, sehingga dia menjadi miskin dan melarat, begitu juga kesulitan pun datang ber-tubi-tubi.



----- Bagian B. -----

5.
Sesuatu yang sesuai dengan kebenaran dan kebaikan, seharusnya berani dilakukan, sebagai seorang pembina Tao, terhadap Tao yang sejati seharusnya dijunjung tinggi dan dibina dengan baik; sesuatu yang tidak sesuai dengan kebenaran dan kebaikan, itu sama sekali tidak boleh dilakukan, sebagai seorang pembina Tao, terhadap ajaran-ajaran sesat, seharusnya dijauhi.


6.
Jangan menempuh jalan yang tidak baik, jangan menyembunyikan kebenaran dan jangan pula menipu.


7.
Banyak-lah berbuat Kebaikan dan memupuk Jasa Pahala.


8. 
Kembangkan rasa welas kasih dan sayangi Makhluk Hidup, setelah memperbaiki sikap dan tingkah laku diri sendiri, selanjutnya menasehati dan memperbaiki Orang lain.


9. 
Kasihani dan bantu-lah Anak-anak yatim piatu, para Janda atau Duda dan Orang-orang yang tidak mempunyai tempat bersandar, hormati Orang-orang tua dan sayangi Anak-anak Orang lain.


10.
Bahkan serangga dan rerumputan pun ... tidak boleh dilukai, apalagi terhadap Umat Manusia ? Seharusnya kita mengasihani Orang lain yang mendapatkan musibah.


11. 
Kita harus senang melihat Orang lain berbuat Kebaikan.


12.
Bantu-lah Orang yang sedang kepepet dan membutuhkan bantuan, ... Selamatkan-lah Orang yang sedang menghadapi bahaya.


13.
Semua Manusia itu sebenarnya merupakan suatu kesatuan, melihat Orang lain berhasil, harus dipikirkan itu adalah keberhasilan kita juga;


14. 
Melihat kegagalan Orang lain, harus dipikirkan itu adalah kegagalan kita juga.


15.
Jangan sebar-luaskan kekurangan atau kejelekan seseorang, ... Jangan-lah menonjolkan keunggulan diri sendiri.


16.
Cegah-lah Orang lain berbuat kejahatan dan sebarluaskan perbuatan baik yang dilakukan Orang lain.


17. 
Harus-lah bisa merasa bersyukur dan puas akan rezeki kita dapat dalam hal sandang dan pangan, setiap perbuatan dan perkataan kita harus dihindarkan dari kesalahan.


18.
Dalam membantu Orang lain jangan-lah mengharapkan balasan, ... Dalam melakukan perbuatan Amal jangan-lah mengharapkan pahala, dengan demikian baru-lah dapat disebut sebagai perbuatan yang baik.



----- Bagian C. -----


19.
Apabila timbul niat pikiran yang tidak baik, melakukan perbuatan yang melawan kebenaran,


20.
Setelah melakukan perbuatan jahat malah mengatakan diri-nya hebat,


21.
tega melakukan perbuatan merusak benda-benda dan menganiaya binatang,


22.
secara diam-diam menciderai Orang baik-baik,


23.
secara diam-diam membohongi dan menyembunyikan sesuatu dari Kepala Negara ataupun kedua Orang tua-nya sendiri,


24.
tidak menunaikan tanggung jawab terhadap pekerjaan-nya,


25.
menipu Orang-orang yang kurang mengerti permasalahan,


26.
dengan kebohongan memfitnah Orang baik-baik,


27.
menipu Orang dengan sesuatu yang tidak benar,


28.
berwatak keras dan kasar tanpa rasa kasih,


29.
demi mendapatkan Jasa dan penghargaan lalu menindas Orang-orang yang lemah,


30. 
demi mendapatkan kepercayaan dan agar disenangi atasan, tidak segan-segan menjilat, menerima suap dengan mengabaikan Undang-undang,


31.
demi keserakahan-nya, mencelakakan rakyat atau Orang banyak,


32. 
tidak membela Negara dan Rakyat, tetapi malahan melanggar Undang-undang dan membuat kekacauan,


33.
menghukum Orang-orang yang tidak bersalah,


34.
membunuh Orang-orang yang telah menyerah,


35. 
mengusir Orang-orang yang setia,


36.
tidak mau menerima atau bekerja sama dengan Orang yang berbudi,


37.
memakai siasat sehingga seseorang jatuh dari kedudukan-nya, lalu mencari kesempatan untuk menduduki jabatan tadi,


38. 
menindas Anak-anak yatim piatu dan para Janda,


39.
menjilat Orang-orang kaya dan bersikap sombong terhadap Orang miskin,


40.
tahu apa yang baik tetapi tidak mau dijalankan,


41. 
sudah tahu berbuat salah tetapi tidak mau merubah-nya,


42.
menerima Budi dan bantuan Orang lain tetapi tidak berterima kasih dan tidak berusaha membalas-nya,


43.
mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari seseorang, lalu menaruh dendam di dalam hati dan terus mengingat-nya,


44. 
Kesalahan-nya sendiri sengaja ditimpakan kepada Orang lain,


45.
memfitnah dan mentertawakan Para Suci,


46.
mengharapkan Orang lain berbuat kesalahan,


47. 
takut Orang lain berhasil, sehingga dengan berbagai upaya merusak-nya,


48.
demi keselamatan-nya sendiri membahayakan keselamatan Orang lain,


49.
merugikan harta benda Orang lain demi menambah keuntungan-nya sendiri,


50. 
iri hati melihat kemampuan Orang lain,


51.
menutupi Kebaikan Orang lain,


52.
menyebarkan kejelekan Orang lain,


53.
membongkar rahasia pribadi Orang lain,


54.
menghamburkan atau memboroskan kekayaan Orang lain,


55.
menghasut sehingga membuat Orang lain berpisah dari Anak atau Orang tua-nya,


56.
merusak hasil tanaman Orang lain,


57.
merusak perkawinan Orang lain,


58.
merusak rencana dan usaha Orang lain, sehingga semua hasil yang telah dicapai menjadi gagal seluruh-nya,


59.
merusak barang atau alat-alat Orang lain, sehingga pada waktu-nya diperlukan dia tidak dapat memakai-nya.


60. 
Melihat Orang lain yang hidup mewah, lalu mengharapkan agar taraf hidup-nya menjadi merosot,


61.
melihat Orang lain menjadi kaya, mengharapkan ia menjadi bangkrut,


62. 
melihat Istri Orang lain cantik, lalu timbul niat untuk berzinah,


63. 
berhutang pada seseorang, lalu mengharapkan dia meninggal sehingga tidak perlu lagi membayar hutang-nya.


64.
menuntut sesuatu di luar batas, karena tidak terkabul lalu menyumpah, memaki dan menaruh dendam pada Orang lain,


65.
melihat Orang lain tiba-tiba mendapatkan musibah, lalu membicarakan semua kesalahan Orang itu dalam hidup-nya.


66. 
melihat Orang yang wajah-nya buruk rupa, bukan-nya merasa kasihan malah mentertawakan-nya,


67.
melihat Orang lain mempunyai bakat, yang pantas diberi pujian, Orang tersebut bukan-nya diberi kesempatan, malahan dihalangi kesempatan-nya mencapai kemajuan,


68.
Jasa yang dilakukan Orang lain direbut dan ngotot mengatakan bahwa itu adalah Jasa-nya sendiri,


69.
kalau diri-nya sendiri berbuat kesalahan, semua kesalahan-nya dilimpahkan kepada Orang lain,


70.
musibah yang seharusnya dia tanggung sendiri, malah dilimpahkan kepada Orang lain,


71.
dosa kesalahan-nya sendiri pun disuruh Orang lain menanggung-nya.


72. 
tidak mengandalkan kejujuran, tetapi dengan mengandalkan uang dan kekuasaan-nya meraih kedudukan, anugerah atau pun nama baik secara kotor,


73.
memendam niat jahat untuk mencelakakan Orang lain di dalam hati-nya,


74.
menghalangi kemampuan Orang lain sehingga Orang itu tidak bisa mencapai kemajuan sebagaimana wajar-nya,


75. 
menutupi dan tidak mengakui kekurangan-nya sendiri.


76.
tidak adil dalam mengadili masalah,


77.
mencuri timbangan baik saat menjual maupun saat membeli,


78.
lain yang diucapkan-nya di mulut lain pula yang ada di dalam hati-nya.


79. 
dalam berbicara selalu ngomong besar dan tidak jujur,


80.
selalu iri hati kepada Orang lain.


81.
mengarang kata-kata yang mencemarkan nama baik Orang lain,


82. 
mencemarkan nama baik Orang lain dan menganggap diri-nya telah berbuat dengan baik dan benar.


83.
Dia-nya berniat jahat malahan bersumpah dengan meminta Langit dan Bumi menjadi saksi-nya,


84. 
melakukan perbuatan kotor malahan tidak mengaku dan mengundang Dewa untuk memeriksa-nya.


85.
Setelah beramal atau menyumbang, lalu timbul penyesalan.


86. 
Berhutang kepada Orang lain dan tidak mau membayar-nya.


87.
Hati-nya jahat dan berbahaya tetapi wajah-nya penuh kewelas-asihan,


88.
dengan mempergunakan ilmu gaib menyesatkan Orang banyak.


89.
Durhaka kepada Orang tua,


90.
bersikap kejam terhadap bawahan dan Pembantu-nya,


91.
terlalu memanjakan dan percaya kepada Anak dan Istri-nya,


92. 
Sesama anggota Keluarga saling berebut harta benda dan tidak mau mengalah,


93.
sebagai seorang Lelaki tidak setia dan berlaku jujur, juga tidak melakukan Kebaikan,


94.
sebagai Wanita tidak bersifat lemah lembut dan tidak mau mengalah.


95. 
sebagai seorang Suami tidak memperlakukan Istri-nya dengan baik, sehingga Keluarga menjadi kehilangan kerukunan,


96.
sebagai seorang Istri tidak menghormati sang Suami.


97.
terhadap Anak dan Istri mengeluarkan kata-kata dan melakukan perbuatan yang tidak pantas,


98. 
sebagai Menantu perempuan bersikap durhaka kepada Mertua,


99.
terhadap Leluhur ataupun Orang tua yang telah meninggal saat pemakaman-nya tidak dilakukan dengan tata upacara yang benar,


100.
atau pun dalam ber-sembahyang memperingati Para Leluhur tidak dilakukan dengan tulus hati,


101. 
melawan nasehat dan perintah dari Orang yang lebih tua.


102.
tidak adil terhadap Orang lain,


103.
memperlakukan Orang yang disenangi-nya dengan baik,


104.
tetapi memperlakukan Orang yang dibenci-nya dengan perlakuan yang tidak baik,


105.
memperlakukan Anak Orang lain dengan perlakuan yang tidak baik.


106. 
suka membicarakan Wanita dan suka berzinah,


107.
mempunyai nafsu yang berlebihan, dan membiarkan diri-nya mengikuti nafsu birahi-nya.


108.
tindak tanduk dan semua perbuatan-nya tidak ada yang terpuji,


109. 
terlalu memanjakan Anak-anak-nya


110.
dan melakukan pengguguran kandungan.


111.
suka mabuk-mabukan dan bertindak kasar,


112.
terlalu mengejar kesenangan dengan tidak memperhatikan batas-batas yang wajar.


113. 
memboroskan uang untuk menjahitkan pakaian-pakaian yang tidak begitu diperlukan,


114.
demi selera makan-nya, membunuh lalu memasak daging binatang untuk bahan makanan-nya,


115.
memboroskan dan membuang-buang bahan-bahan makanan,


116. 
membebani binatang dengan pekerjaan-pekerjaan yang berat.


117.
menembaki burung-burung,


118.
mengejar dan menangkapi binatang-binatang,


119.
mengorek dan membongkar sarang serangga atau ulat,


120.
menakut-nakuti burung-burung yang sedang hinggap dan ber-istirahat,


121. 
merusak sarang burung, sehingga baik burung ataupun binatang serangga tidak bisa mendapatkan tempat tinggal,


122.
melukai binatang yang sedang mengandung, merusak telur mereka.


123. 
Kalau ada yang melanggar kesalahan-kesalahan di atas 
( 179 jenis kesalahan - terlampir dari point 19 sampai dengan point 122  ), ... 
Malaikat yang menangani kesalahan Manusia 
dengan berpedoman kepada berat ringan-nya kesalahan, 
mengurangi Kebahagiaan dan Rezeki Manusia tersebut.


124.
Begitu seluruh Rezeki keberuntungan-nya habis ia pun mati.


125.
Kalau dosa-nya berat, bahkan dengan kematian pun belum bisa menebus semua dosa-dosa-nya, maka ganjaran dari dosa-dosa-nya akan dilimpahkan dan ditanggung oleh Anak Cucu-nya,



----- Bagian D. -----


126.
Semua harta benda yang diperoleh dengan cara yang tidak benar,
setelah dosa-dosa-nya ditebus oleh Orang yang melakukan perbuatan jahat tersebut,
sisa dosa-nya ...
akan ditanggung oleh Anak Istri-nya, bisa jadi akan ditebus lagi dengan kematian.


127.
Kalau tidak dengan kematian, maka mereka akan mendapatkan ganjaran berupa musibah banjir, ... kebakaran, perampokan, atau pun dengan terjadi-nya kehilangan harta benda yang semuanya itu adalah untuk menebus dosa yang ada.


128. 
Atau bisa juga dengan jatuh sakit, atau pun terlibat perkara di pengadilan untuk menebus dosa-nya, berat ringan-nya pembalasan itu adalah persis sama dengan nilai uang yang diperoleh secara tidak wajar tadi.


129. 
Orang yang mendapatkan kekayaan dengan cara yang tidak wajar,
ibarat-nya sama dengan memakan daging beracun untuk menghilangkan rasa lapar, ...
minum arak beracun untuk menghilangkan rasa haus,
bukan saja tidak bisa membantu menghilangkan rasa lapar maupun rasa haus
walau untuk sementara waktu saja,
bahkan akibat-nya membuat dia kehilangan nyawa-nya sendiri.


130. 
Oleh karena itu apabila mendapatkan harta benda dengan cara yang tidak halal,
maka harta benda itu tidak dapat dinikmati, ...
karena tidak diperoleh dengan cara yang halal,
maka ia akan hilang dengan cara yang tidak terduga-duga,
misal-nya dengan terjadi-nya musibah,
atau pun bisa juga habis dikarenakan malas bekerja dan hanya bersenang-senang saja, ...
atau bisa juga habis melalui perjudian,
dihamburkan oleh anak cucu sampai ludes, ...
atau bisa juga ludes karena suka berfoya-foya.
Begitu uang-nya habis maka genap-lah pembalasan-nya.


131. 
Usaha utama-nya malahan menjadi hancur, usaha Keluarga-nya pun menjadi bangkrut.


132
Itulah sebab-nya dikatakan tidak bisa membantu menghilangkan rasa lapar walau hanya untuk sementara waktu saja, ... Bahkan akhirnya kematian yang didapatkan-nya.


133.
Bagi Orang yang sesuka hati-nya melakukan pembunuhan, ...
Ia tidak akan lepas dari Hukum negara,
selain itu dia juga akan dibuntuti terus oleh Arwah dari musuh-musuh karma-nya,
sampai akhirnya tiba kematian-nya.


134. 
Semasa hidup-nya ia akan terus mendapatkan ganjaran berupa bencana-bencana seperti perampokan, peperangan dan lain-lain, yang membuat-nya sulit terelakkan dari kematian.


135.
Bagi Orang yang melakukan perzinahan dengan Anak atau Istri Orang lain. Walaupun Undang-undang Negara bisa dibohongi, tetapi balasan dari Tuhan tidak dapat memaafkan-nya, sebagai balasan-nya, Anak atau Istri-nya sendiri akhirnya akan dizinahi Orang lain.


136. 
Seperti menanam labu menuai labu, menanam kacang menuai kacang, demikian-lah pahit-nya.


137.
Sewaktu bibit ditanam sama sekali tidak kelihatan apa-apa, ... Sepuluh tahun kemudian, bibit yang ditanam itu telah berakar dan berbuah, hasil-nya apakah berupa labu ataupun kacang, akan terbalas semuanya.


138. 
Apakah anda pernah melakukan pelanggaran terhadap keempat point di atas 
( dari point A sampai dengan point D ), 
terutama bagian ke-tiga ( bagian C ) yang berisi perbuatan-perbuatan jahat ?


139. 
Banyak-lah melakukan perbuatan baik, 
setelah lama pasti akan mendapat berkah dan keselamatan.
Itu dinamakan merubah bencana menjadi Berkah dan Keselamatan.


140.
Maka dengan kita mulai dari mengucapkan kata-kata yang baik, 
melakukan perbuatan yang baik, 
apabila setiap hari-nya melakukan kebaikan ini, 
tiga tahun kemudian pasti ia akan mendapatkan Berkah.


141.
Sebaliknya dengan mengucapkan kata-kata yang jahat, melakukan perbuatan yang jahat, apabila setiap hari-nya melakukan kejahatan ini, tiga tahun kemudian, pasti-lah ia akan mendapatkan musibah. Kenapa Manusia di Dunia ini tidak berusaha untuk menjalankan Kitab Karma ini ?



Sumber: