Cari Blog Ini

26 November 2014

BAB 11 - DEWA BUMI SANG PRTHIVI YANG MELINDUNGI DHARMA

* * * Untuk melihat dalam versi web, dapat >> klik disini 

BAB 11
DEWA BUMI SANG PRTHIVI YANG MELINDUNGI DHARMA


Dewa Bumi Sang Prthivi berkata kepada Sang Buddha, “O Bhagava yang Termulia.  Sejak zaman dulu hingga sekarang aku selalu memberi hormat atau memuja para Bodhisattva Mahasattva yang jumlahnya banyak sekali, sulit disebutkan lagi.  Mereka semua memiliki Rddhi Abhijna serta Maha Prajna dan Maha Jnana, demikian pula makhluk-makhluk yang telah diselamatkan oleh Mereka pun sudah banyak sekali.  Akan tetapi, jika kita menitikberatkan pada ‘Niat Suci Utama’ yang pernah Mereka ucapkan, menurut hasil penelitian-Ku, yang pernah berikrar terhadap Maha Pranidhana ( nadar utama yang terbesar ) yang terluhur dan yang terbanyak hanyalah Sang Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha seorang saja.”



“O Bhagava yang Termulia.  Sungguh, Bodhisattva Ksitigarbha-lah yang paling akrab dengan umat-umat dari Jambudvipa, begitu pula Sang Manjusri, Sang Samantabhadra, Sang Avalokiteshvara, serta Sang Maitreya, tidak berbeda dengan Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha, yaitu mereka sering datang ke dunia manusia dengan ribuan badan jelmaan, muncul di 6 gatya untuk menyelamatkan para makhluk sengsara, tetapi dalam hal ikrar ini, tentu saja Mereka mempunyai batas-batas tertentu.  Karena, Sang Ksitigarbha sejak Beliau menjalankan tugas-Nya di 6 gatya dalam membimbing segala umat yang sengsara, sesuai dengan ikrar-Nya, yang pernah Beliau janjikan, yaitu Maha Pranidhana yang diucapkan-Nya, yang mana banyak-nya sudah seperti butiran pasir di Sungai Gangga dan lama-nya juga sudah juta-an koti kalpa tanpa ada batasan-nya.”


“O Bhagava yang Termulia, perlu-lah diketahui oleh para umat manusia yang berada di masa sekarang atau di masa mendatang, apabila mereka dapat menyediakan satu tempat yang bersih di sebelah selatan, kemudian dengan bahan bangunan, baik dari tanah, batu, bambu, ataupun kayu, membuat satu kamar yang ber-altar, kemudian menyediakan gambar Sang Ksitigarbha atau ruphang-Nya, yang terbuat dari emas atau perak, tembaga, besi, atau yang lain-nya, dan diletakkan di atas altar tersebut, kemudian membakar dupa, menyalakan lilin atau lampu, serta menaburkan bunga atau wewangian dan saji-sajian lain untuk memuja ruphang-Nya, sambil memuliakan nama-Nya serta jasa-jasa-Nya, dengan menyebut ‘Namo Ksitigarbha Bodhisattvaya’, maka, dalam lingkungan dan pemukiman dari si pemuja tersebut akan mendapatkan 10 keuntungan sebagai berikut;


1) Tanah atau kebun-nya menjadi subur.
2) Si pemuja akan selalu sehat sentosa, rumah tangga-nya pun aman tentram.
3) Leluhur-nya atau almarhum dari Orang tua-nya akan dilahirkan di alam surga.
4) Si pemuja dan keluarga-nya akan panjang usia.
5) Hasil dari usaha apa pun akan menjadi lancar dan memuaskan.
6) Terhindar dari musibah air atau banjir dan kebakaran.
7) Terhindar dari kerugian atau pemborosan dari keuangan, sandang pangan selalu mencukupi.
8) Tidak ada mimpi buruk yang mengganggu.
9) Selalu dilindungi oleh para dewa bumi dan dewa surga.
10) Selalu bertemu dan dibantu oleh para Arya dan para tokoh bijak hingga si pemuja dengan mudah mencapai tingkat Kebodhian ( tingkat kesucian ).


“O Bhagava yang Termulia.  Pada masa yang akan datang atau pada masa sekarang, jika para umat dapat membuat altar Bodhisattva Ksitigarbha dan rajin mengadakan puja bakti di depan ruphang-Nya.  Maka dengan mudah sekali si pemuja memperoleh 10 keuntungan yang tersebut di atas.”


“Sungguh, O Bhagava,” Sang Prthivi ( Dewa Bumi melanjutkan kata-Nya, “Pada masa yang akan datang, jika terdapat para putra putri yang berbudi, setelah mereka menyediakan sutra suci ini serta gambar atau patung Bodhisattva Ksitigarbha di dalam rumah-nya, dan dengan rajin mengadakan puja bakti kepada Beliau serta dengan tulus membaca sutra-Nya, maka, baik siang hari maupun malam hari, Aku tetap mengunjungi rumah si pemuja, dan dengan kekuatan daya gaib-Ku untuk melindungi umat-umat yang berbakti itu, agar kehidupan-nya sama sekali tidak mendapat musibah dari air, api, atau perampokan.  Dengan demikian maka musibah berat atupun musibah kecil dan hal-hal yang tidak diinginkan-nya akan musnah.”


Sang Buddha bersabda kepada Sang Dewa Bumi Prthivi, “O Sang Dewa Bumi yang Terhormat, benar pendapat-Mu, tidak keliru sedikit pun.  Dan Engkau benar-benar telah memiliki Rddhi Abhijnabala ( tenaga daya gaib batin ) yang sedemikian kuat.  Tentu saja, kekuatan yang dimiliki para dewa yang lain tidak dapat dibandingkan dengan yang Engkau miliki.  Apa sebab-nya ?  Karena sejauh ini, seluruh bumi yang berada di Jambudvipa dapat dilindungi oleh kekuatan-Mu, dan makhluk-makhluk apa pun selalu dibantu oleh Engkau juga.  Ada pun tumbuh-tumbuhan, seperti rumput, pohon, pasir, batu, padi, rami, bambu, kumpai, palawija, logam, permata, dan yang lain-lain-nya yang berada di bumi Jambudvipa ini, berkat kekuatan-Mu, semua-nya menjadi subur dan makmur serta sejahtera.  Terutama Engkau seringkali menyanjung dan memuji jasa-jasa dan kebajikan dari Sang Ksitigarbha.  Sungguh, jasa-jasa-Mu, kewibawaan-Mu, keterampilan-Mu, dan kekuatan-Mu, telah melampaui para Dewa yang lain sebanyak ratusan ribu kali.”


“Mudah-mudahan Engkau selalu menggunakan kewibawaan-Mu dan daya batin-Mu untuk melindungi para putra putri yang berbudi, yang rajin memuja Sang Ksitigarbha, yang rajin membaca sutra-Nya dan juga yang bertekad mempraktekkan cara-cara yang tercantum di dalam Sutra Sang Ksitigarbha ini.  Supaya karma buruk atau malapetaka dan hal-hal yang tidak diinginkan oleh sang umat tidak didengar oleh telinga-nya atau menimpa-nya.”


“Ketahui-lah, bahwa para putra-putri berbudi itu, bukan saja selalu diperhatikan oleh Sang Ksitigarbha melainkan para pelindung Dharma serta para Dewata yang berada di pelbagai alam surga juga selalu datang membantu tugas Sang Ksitigarbha dalam melindungi umat yang berbudi itu.  Mengapa demikian ?  Sebab para umat yang dengan kebulatan hati bertekad memuja Sang Ksitigarbha dan bertekad menghayati Dharma-Nya, dengan sendiri-nya akan terbebas dari lautan penderitaan dan mencapai kebahagiaan Nirvana.  Itulah sebab-nya mereka perlu dilindungi.”