* * * Untuk melihat dalam versi web, dapat >> klik disini
BAB 12
MANFAAT DARI MENDENGAR SERTA MEMBACA “KSITIGARBHA SUTRA”
MANFAAT DARI MENDENGAR SERTA MEMBACA “KSITIGARBHA SUTRA”
Pada saat itu, di bagian atas kepala Buddha Sakyamuni tiba-tiba mengeluarkan ratusan ribu koti ‘Maha Urnasaprabha’ yakni ber-jenis-jenis sinar, berupa rambut yang bercahaya dan berwarna, warna-nya berupa ‘Sinar Putih’ dan ‘Maha Sinar Putih’, ‘Sinar Bahagia’ dan ‘Maha Sinar Bahagia’, ‘Sinar Mutiara’ dan ‘Maha Sinar Mutiara’, ’Sinar Lembayung’ dan ‘Maha Sinar Lembayung’, ’Sinar Nila’ dan ‘Maha Sinar Nila’, ’Sinar Biru’ dan ‘Maha Sinar Biru’, ’Sinar Merah’ dan ‘Maha Sinar Merah’, ’Sinar Hijau’ dan ‘Maha Sinar Hijau’, ’Sinar Emas’ dan ‘Maha Sinar Emas’, ‘Sinar Awan Bahagia’ dan ‘Maha Sinar Awan Bahagia’, ‘Sinar Roda 1.000’ dan ‘Maha Sinar Roda 1.000’, ’Sinar Roda Permata’ dan ‘Maha Sinar Roda Permata’, ’Sinar Roda Surya’ dan ‘Maha Sinar Roda Surya’, ‘Sinar Roda Chandra’ dan ‘Maha Sinar Roda Chandra’, ‘Sinar Istana Surga’ dan ‘Maha Sinar Istana Surga’, ‘Sinar Sagara Megha’ dan ‘Maha Sinar Sagara Megha’, serta sinar-sinar yang lain-nya.
Setelah sinar tersebut berhenti keluar dari bagian atas kepala Sang Buddha Sakyamuni, kemudian disusul dengan suara merdu yang bunyi-nya amat harmonis langsung mengumandangkan kabar baik kepada para hadirin serta para Dewa, naga, ke-8 kelompok makhluk, baik manusia maupun makhluk yang bukan manusia.
“O hadirin yang Ku-hargai, dengarkan-lah, hari ini Aku berada di persamuan agung di Istana Surga Trayastrimsa untuk menyanjung dan memuji Sang Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha, yang selalu menyampaikan cara yang terampil serta usaha-usaha berfaedah lain-nya yang tak terbayangkan dari Buddha Dharma kepada para Dewa dan manusia, agar para umat memperoleh manfaat dan kemudian dapat mencapai hasil yang agung, yang sulit disebut luhur-nya. Bahkan Beliau mengajarkan cara Vikramaryahetu ( memuliakan nama Buddha ) yang mana sangat bermanfaat bagi umat-Nya, agar umat-Nya dapat meninggikan tingkat kesucian-nya se-tingkat Dasa Bhumaya ( tingkat teragung atau tingkat sesama Buddha ) serta dapat memahami Dharma dan selama-nya tidak akan mundur dari Jalan Anuttara Samyak Sambodhi.”
* * *
Pada saat sabda Sang Buddha baru berkumandang sampai di sini, tiba-tiba seorang Bodhisattva Mahasattva yang bernama Avalokiteshvara bangkit dari tempat-Nya, lalu bersujud dengan ke-dua telapak tangan kepada Sang Buddha seraya berkata,
“O Bhagava yang Termulia, sudi-lah kira-nya menjelaskan kepada kami tentang manfaat serta pahala yang akan dimiliki dalam memuja Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha yang Maha Maitri Karuna, yang senantiasa dengan rasa welas asih-nya menolong makhluk yang sengsara, yang selalu menjelmakan diri-Nya hingga jutaan badan, untuk bertugas di jutaan dunia, yang memiliki segala jasa yang lengkap, yang memiliki kewibawaan, keterampilan, dan kebijaksanaan luhur nan agung itu. Dan baru saja, Aku mengetahui dari suara yang dikumandangkan oleh Sang Buddha, bahwa Sang Buddha tadi bersama-sama dengan para Buddha yang berada di 10 penjuru dunia dengan suara yang selaras menyanjung dan memuji Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha. Sungguh, o Bhagava, jasa-jasa yang dimiliki oleh Sang Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha ini sedemikian luhur dan banyak, apabila kita memohon agar para Buddha yang lampau, para Buddha di masa sekarang, serta para Buddha di masa mendatang bersama-sama menyebut jasa-Nya secara satu per satu mungkin tidak akan habis penyebutan-nya untuk selama-lama-nya.
O Bhagava, sewaktu persamuan agung ini diresmikan oleh-Mu, bukan-kah Sang Bhagava pernah mengabarkan ingin bersama-sama para hadirin menyanjung dan memuji jasa Ksitigarbha ? Sekarang, demi memberi manfaat kepada para makhluk yang berada di masa sekarang atau di masa mendatang, sudi-lah diberitahu pahala apa yang akan mereka miliki apabila mereka memuja Sang Ksitigarbha, terutama kepada himpunan yang besar ini, agar para Dewa, naga, dan ke-8 kelompok makhluk hidup mendapat suatu kesempatan yang cerah untuk memuja Beliau dan langsung dianugerahi oleh rahmat Beliau.”
* * *
Sang Buddha bersabda kepada Sang Bodhisattva Avalokiteshvara, “O Arya Avalokiteshvara yang Maha Karunika. Betapa pula keadaan serta kedudukan Anda tidak berbeda dengan Sang Ksitigarbha, demikian pula, hubungan Anda dengan segala makhluk Jambudvipa ( alam manusia ). Engkau selalu menolong makhluk-makhluk di dunia Sahaloka itu, sehingga tercipta-nya hubungan yang erat dan akrab, baik para Dewa maupun para naga, baik para pria atau wanita dari umat manusia, ataupun para setan dan sebagai-nya, serta para makhluk yang bernasib malang yang masih berada di 6 gatya kesengsaraan itu. Bilamana mereka mendengar nama Anda atau melihat ruphang Anda, mereka ingin sekali memuji jasa-jasa Anda. Nah, umat-umat yang telah bangkit budi-setia-nya terhadap Anda itu semua-nya tidak akan mundur dari Jalan Anuttara Samyak Sambodhi, mereka akan selalu mendapat kesempatan dilahirkan di surga untuk menikmati pahala yang pernah dianugerahi oleh-Mu. Serta ada juga para umat, yang apabila saat-nya telah tiba, akan divisuddhi oleh para Buddha di masa mendatang.
O Arya Avalokiteshvara, Anda-lah yang paling penyayang dan suka menolong para makhluk sengsara serta para Dewa, naga, ke-8 kelompok makhluk dan umat-umat lain-nya. Baik-lah, sekarang Aku akan menguraikan tentang manfaat dan pahala yang amat luhur yang akan diperoleh para umat dalam memuja Bodhisattva Ksitigarbha kepada kamu sekalian, sudi kira-nya anda sekalian mendengarkan penjelasan-Ku ini, Aku akan memulai-nya.”
“Kira-nya sudi diuraikan, o Bhagava yang Termulia. Kami sekalian telah siap mendengarkan-nya,” sahut Sang Avalokiteshvara.
* * *
Sang Buddha bersabda kepada Sang Bodhisattva Mahasattva Avalokiteshvara, “O Arya Avalokiteshvara yang Maha Karunika. Ketahui-lah, baik pada masa sekarang atau masa mendatang di pelbagai dunia apabila terdapat para dewa dan manusia, dikarenakan usia surga atau kenikmatan kebahagiaan surga telah habis, begitu pula pancalabha-nya atau ke-5 macam keburukan telah berwujud semua ( jubah-nya kotor, rambut-nya kering, dan sinar badan-nya gelap, ketiak-nya berkeringat, badan-nya ber-bau tidak sedap, serta duduk-nya tidak bisa tenang ), atau akan jatuh ke alam kesengsaraan, saat itu, apabila para Dewa dan manusia baik pria maupun wanita, jika mereka mempunyai kesempatan melihat gambar atau ruphang Sang Ksitigarbha, atau hanya mendengar nama Beliau, dan mereka langsung membangkitkan hati sanubari-nya, lalu memberi hormat kepada Beliau, maka kondisi dari para Dewa dan manusia yang malang itu lantas berubah. Yaitu usia mereka akan bertambah panjang dan para Dewa dapat menikmati kebahagiaan surga atau lain-nya seperti semula-nya. Dan mereka tidak akan dijatuhkan di alam kesedihan, atau dikenai hukuman berat. Apabila Sang Dewa dan manusia yang telah bebas dari kesengsaraan itu dapat terus membangkitkan iman-nya sedalam-dalam-nya serta sering dengan dupa, wangi-an, bunga, jubah, makanan, dan minuman, berbagai permata, untaian manikam dan sajian lain-nya untuk mengadakan puja bakti kepada Sang Ksitigarbha, maka jasa dan kebajikan yang akan diperoleh sang pemuja banyak-nya sungguh sulit disebutkan lagi.”
* * *
“Adalagi, o Arya Avalokiteshvara. Pada masa sekarang atau masa mendatang, apabila terdapat para makhluk yang menghuni di 6 gatya ( alam dewa, alam asura, alam manusia, alam neraka, alam setan, dan alam binatang ) di pelbagai dunia itu, seandai-nya saat kehidupan mereka akan berakhir, mereka dapat mendengar nama Sang Ksitigarbha dan dapat diingat betul oleh indera telinga serta pikiran-nya, maka umat tersebut pasti tidak akan mengalami penderitaan di 3 alam kesengsaraan ( alam neraka, alam setan kelaparan, dan alam binatang ). Apalagi jika saat ia akan meninggal dunia, anak-nya, atau keluarga-nya, segera membuat sebuah ruphang atau lukisan dari Sang Ksitigarbha dengan menggunakan harta benda dari si almarhum, maka si almarhum akan cepat dilahirkan di surga atau dunia manusia, tanpa rintangan apa pun yang akan menghalangi-nya.”
“Atau umat tersebut sudah lama menderita penyakit parah tapi belum juga tiba ajal-nya, kini beliau dapat mendengar dan melihat, bahwa keluarga-nya sedang menggunakan harta benda-nya untuk membuat atau melukis gambar Sang Ksitigarbha, maka dengan kebajikan ini si penderita tersebut, yang walaupun disebabkan akibat karma beliau harus mengalami penyakit berat, namun berkat jalan kesucian yang diperbuat-nya itu, penyakit parah yang dialami-nya akan ber-angsur-angsur sembuh kembali dan umur-nya akan bertambah panjang. Tapi, apabila si penderita tersebut masa hidup-nya telah habis dan kemudian beliau harus menghembus nafas-nya yang terakhir, dan apabila se-masa hidup-nya beliau pernah berbuat kejahatan, dan akibat dari perbuatan-nya beliau harus dilahirkan di alam kesengsaraan, tetapi kini, berkat jasa kesucian dari membuat atau melukis gambar Sang Ksitigarbha, maka si almarhum tersebut akan dilahirkan di alam surga untuk menikmati kebahagiaan-nya, dan segala karma buruk yang dimiliki-nya akan musnah.”
* * *
“Adalagi, O Arya Avalokiteshvara. Pada masa yang akan datang, apabila terdapat para pria atau wanita, pada saat mereka masih bayi yang sedang menyusu, atau yang baru ber-umur 3 tahun, atau 5 tahun, atau masih di bawah 10 tahun, tapi Orang tua-nya atau adik-kakak-nya telah meninggal dunia, kini setelah dewasa beliau selalu merindukan Orang tua-nya atau adik-kakak-nya. Namun, di tempat mana-kah, dan di alam mana-kah mereka berada, beliau sama sekali tidak mengetahui-nya.”
“Akan tetapi, jika si perindu bersedia membuat atau melukis gambar Sang Ksitigarbha atau sewaktu mendengar nama Bodhisattva Ksitigarbha lalu bangkit hati sanubari-nya untuk mengadakan puja bakti genap selama 1 hari, atau 2, 3, 4, hingga 7 hari tanpa goyah keyakinan-nya, maka sejak itu, para almarhum dari keluarga si perindu, walaupun mereka berdosa berat dan harus menjalani hukuman-nya selama ber-kalpa-kalpa, kini berkat si perindu telah membuat jasa yang sedemikian agung, maka para almarhum tersebut, baik Orang tua-nya maupun kakak-nya akan segera terlepas dari alam kesengsaraan, lalu dilahirkan di alam surga untuk menikmati kebahagiaan. Dan seandai-nya si almarhum sudah lama dilahirkan di alam surga atau dunia manusia karena berkat karma baik yang pernah diperbuat si almarhum sendiri pada masa hidup-nya, kini karena ditambahi lagi jasa kebajikan yang dilakukan oleh si perindu, yang disebut ‘Ariyahetu’ ( penghubung agung ), maka semakin bertambah-lah jasa kebajikan serta kebahagiaan-nya.”
“Jika si perindu bersedia dengan sepenuh hati memuja Sang Ksitigarbha selama 7 hari penuh terus-menerus menyebut nama Bodhisattva Ksitigarbha genap 10.000 kali, maka Sang Bodhisattva Ksitigarbha akan menjelma menjadi sebuah badan yang Maha Besar yang disebut ‘Anantayakaya’ untuk menemui dan mengabarkan kepada si perindu tentang tempat atau alam di mana si almarhum itu dilahirkan.”
“Atau beliau dengan menggunakan daya Maha Rddhi Abhijnabala-Nya ( tenaga batin ) datang ke dalam mimpi si perindu dan mengajak si perindu untuk melihat keluarga-nya, yang telah dilahirkan di pelbagai alam itu. Jika umat tersebut setelah menyaksikan keluarga-nya, dan dengan rajin beliau bersedia menyebut nama Bodhisattva Ksitigarbha sebanyak 1.000 kali dalam 1 hari hingga genap sampai 1.000 hari, maka ia akan selalu dilindungi oleh para Dewa Bumi hingga batas kehidupan-nya di dunia. Dan pada saat sekarang ini juga keadaan-nya akan menjadi amat sejahtera, sandang pangan-nya selalu berlebihan. Ia akan jarang ditimpa kesengsaraan atau menderita penyakit parah dan hal-hal yang tidak diinginkan-nya sama sekali tidak akan mendekati pintu rumah-nya, apalagi menimpa diri-nya. Karena rajin menghayati Dharma, maka akhir-nya ia mendapat kesempatan ditahbiskan oleh Sang Bodhisattva Ksitigarbha.”
* * *
“Adalagi, O Arya Avalokiteshvara,” Sang Buddha melanjutkan, “Pada masa yang akan datang, apabila terdapat para putra putri yang berbudi yang berhasrat ingin membangkitkan Bodhicitta-nya untuk menjadikan diri-nya sebagai penyelamat dari segala makhluk yang sengsara, ingin mencapai pahala dari Anuttara Samyak Sambodhi, ingin membebaskan diri-nya dari Triloka dan dilahirkan di alam Buddha, maka mereka harus melakukan hal ini, yakni, ‘Baik di depan ruphang Sang Ksitigarbha, maupun hanya dengan menyebut nama-Nya, lalu dengan sepenuh hati menyatakan berlindung kepada-Nya, atau menyediakan dupa, wewangian, bunga, jubah, permata, makanan, dan minuman, untuk mengadakan puja bakti kepada Beliau, maka cita-cita dari umat yang berbudi itu akan cepat tercapai, dalam memperoleh inti Dharma tanpa halangan apa pun.”
* * *
“Adalagi, O Arya Avalokiteshvara. Pada masa yang akan datang, apabila terdapat para putra putri yang berbudi yang berhasrat ingin mewujudkan cita-cita-nya pada masa sekarang atau pada masa mendatang, atau mereka ingin menyukseskan ratusan ribu koti jenis tugas-nya pada masa sekarang atau pada masa mendatang, kemudian mereka bertekad menyatakan berlindung kepada Sang Ksitigarbha dan memuja ruphang-Nya, dengan memuliakan jasa Sang Ksitigarbha dan nama-Nya, maka cita-cita yang dimiliki oleh putra putri berbudi itu akan terwujud, dan pekerjaan apa pun yang dikerjakan pasti berhasil. Atau mereka dengan tulus memohon bantuan dari Sang Ksitigarbha yang Maha Welas Asih, agar mereka dapat dengan cepat terbebas dari 6 alam kesengsaraan. Permohonan seperti ini pun dapat dikabulkan oleh Beliau, asalkan si pemuja rajin terus menjalankan Dharma-nya tanpa berhenti, lalu Bodhisattva Ksitigarbha akan melakukan pentahbisan saat sang umat tersebut sedang tidur.”
* * *
“Adalagi, O Arya Avalokiteshvara. Pada masa yang akan datang, apabila terdapat para putra putri yang berbudi, mereka amat suka pada sutra-sutra Mahayana, serta mereka berjanji akan mengkaji sutra tersebut hingga lancar, supaya dapat menghafal makna-makna-nya. Mereka meminta para guru Dharma untuk mengajari-nya agar dapat dengan cepat memahami Dharma tersebut. Namun hasil-nya nihil, apa sebab-nya ? Karena semua Dharma yang mereka pelajari tidak dapat diingat ! Meskipun mereka belajar dengan rajin dan telah memakan waktu yang lama, mereka masih belum bisa memahami atau menulis makna-makna dari sutra yang dipelajari-nya dan sama sekali tidak dapat diingat di dalam hati-nya. Mengapa terjadi hal yang demikian ? Sebab sang umat tersebut kebijaksanaan-nya masih dihalangi oleh karma buruk yang silam dan amat sukar dihapuskan-nya, sehingga ia sama sekali tidak memiliki peluang untuk menghayati sutra terpenting itu. Betapa menyedihkan.”
“Akan tetapi, apabila mereka menyadari-nya, dan mendapat kesempatan untuk mendengar nama agung dari Sang Ksitigarbha atau dapat melihat ruphang-Nya, kemudian langsung tergerak hati sanubari-nya dan secara tulus ikhlas lalu sang umat menceritakan isi hati-nya kepada Bodhisattva Ksitigarbha apa yang pernah mereka alami serta kegagalan yang dihadapi-nya, dan memohon kepada Beliau agar cita-cita mereka dalam mencapai penerangan dapat terwujud. Selain itu, umat dapat memuja Beliau dengan dupa, wewangian, bunga, jubah, makanan dan minuman, serta berbagai sajian lain-nya, dan pada saat pemujaan kepada Bodhisattva Ksitigarbha akan dimulai, sang umat menyediakan segelas air bersih di altar-Nya. Setelah selang 1 hari 1 malam, baru-lah air tersebut diminum dengan merangkupkan ke-dua telapak tangan dan menghadap ke arah Selatan. Ketahui-lah, pada saat air suci itu akan diminum oleh si pemuja, beliau harus bersikap dengan khidmat, dan setelah air tersebut diminum, umat tersebut harus menghindari 5 jenis sayur yang ber-bau beserta daging dan alkohol, juga dilarang melakukan perbuatan asusila, dusta, dan pembunuhan selama 7 hari 7 malam atau 7 x 3 hari ( 21 hari ). Nah, para putra putri berbudi ini akan bertemu dengan ‘Anantayakaya’ yang dijelmakan oleh Sang Ksitigarbha di waktu tidur-nya serta menerima upacara dari ‘Abhisecani’ ( pentahbisan atau visuddhi ) beserta air suci-Nya, setelah mereka bangun dari tidur-nya, mereka akan merasa indera-nya menjadi tajam dan luar biasa. Sejak itu, Sutra-sutra apa saja yang didengar atau dibaca-nya, tidak akan lupa lagi, baik 1 suku kata atau se-bait gatha pun.”
* * *
“Lagi, O Arya Avalokiteshvara. Pada masa yang akan datang, jika terdapat umat manusia yang selalu mengalami kekurangan sandang pangan, meskipun mereka giat berjuang dalam kehidupan-nya, atau segala usaha yang mereka kerjakan sampai membanting tulang pun jarang berhasil dan diri-nya sendiri atau anggota keluarga-nya sering ditimpa malapetaka hingga rumah tangga mereka tidak aman tentram, atau anggota keluarga-nya banyak ter-cerai berai, atau badan-nya sendiri sering mengalami berbagai musibah, atau sering merasa ketakutan di waktu tidur, hingga batin-nya tidak merasa tenang.”
“Ketahui-lah, hal-hal yang amat tragis ini, juga disebabkan karma buruk yang berasal dari masa silam dan amat sukar dihapuskan. Yang dapat membantu mereka untuk melenyapkan karma buruk itu adalah apabila mereka dapat mendengar nama atau melihat ruphang dari Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha, kemudian bertekad membangkitkan hati sanubari-nya dan dengan tulus ikhlas beliau memberi hormat kepada Bodhisattva Ksitigarbha serta menyebut nama-Nya, ‘Namo Ksitigarbha Bodhisattvaya.’ Setelah penyebutan-nya genap sampai 10.000 kali, hal-hal yang tragis itu pasti akan lenyap secara berangsur-angsur sampai total. Dan sejak itu, rumah tangga mereka akan aman tentram, usaha apa pun yang dijalankan akan berhasil dengan lancar, sandang pangan cukup dan selalu berlebih-lebihan, mimpi buruk sama sekali tak pernah terjadi lagi, dan mereka akan merasa suasana dalam kehidupan-nya menjadi sedemikian tenang dan nyaman.”
* * *
“Lagi, O Arya Avalokiteshvara. Pada masa yang akan datang, apabila terdapat para putra putri yang berbudi, disebabkan harus mengejar mata pencaharian, atau karena sedang menjalankan tugas dari atasan ataupun urusan pribadi, atau karena menerima kabar duka cita atau kelahiran yang berasal dari keluarga-nya dan meminta ia untuk segera pulang, atau disebabkan sesuatu masalah pribadi yang amat penting yang harus diurus sendiri. Maka umat tersebut terpaksa harus berangkat dan melewati suatu jalan di dalam hutan rimba atau harus mengarungi sebuah sungai atau laut, dan apabila pada saat ia sedang di tengah perjalanan beliau menemukan banjir, atau terhalang suatu ngarai atau jurang. Ketahui-lah, demi keamanan dalam menempuh perjalanan, sang umat tersebut sebelum berangkat dapat berdoa dulu, mereka dapat menyebut nama Bodhisattva Ksitigarbha dengan suara yang jelas atau tanpa keluar suara sebanyak 10.000 kali atau menurut kemampuan-nya. Dengan demikian, biarpun mereka sedang berada dalam perjalanan yang sangat berbahaya, ia tidak akan mendapat suatu halangan apa pun yang dapat mengganggu-nya. Karena mereka telah dilindungi oleh para Dewa Bumi yang berbudi, baik sedang berjalan, beristirahat, maupun sedang makan ataupun waktu tidur, beliau tetap aman sentosa. Meskipun saat mereka sedang berada di dalam hutan rimba atau secara tiba-tiba diserang oleh berbagai jenis binatang buas, seperti harimau, serigala, singa, dan sebagai-nya, atau akan diracuni oleh orang jahat, semua itu tidak akan mampu melukai-nya.”
* * *
Sang Buddha bersabda kepada Sang Bodhisattva Mahasattva Avalokiteshvara, “Sungguh, O Arya Avalokiteshvara, Bodhisattva Mahasattva Ksitigarbha yang sedemikian hebat ini sangat-lah bermanfaat bagi para umat Jambudvipa, dan amat erat hubungan-nya dengan semua makhluk hidup yang berada di alam semesta dan umat manusia yang yakin terhadap-Nya akan memperoleh manfaat yang sangat besar. Jika Anda menginginkan Aku mengisahkan tentang manfaat dari menghormati dan menjalankan Dharma yang diajarkan Bodhisattva Ksitigarbha secara lengkap, mungkin uraian-Ku hingga ratusan ribu kalpa pun tidak akan habis diuraikan. Maka dari itu, O Arya Avaokiteshvara yang Maha Karunika, mudah-mudah-an Anda sudi menggunakan welas asih-Mu serta Maha Rddhi Abhijnabala-Mu yang dalam untuk menyebarkan Dharma ini ke seluruh alam Sahaloka, agar segala makhluk memperoleh keberkatan-Nya serta dapat menikmati kebahagiaan yang datang dari Dharma ini, yang mana pahala-nya dapat dinikmati hingga ratusan ribu kalpa.”
* * *
Pada waktu itu Sang Buddha mengucapkan beberapa bait gatha, yang berbunyi ;
1)
Kekuatan batin dari Sang Ksitigarbha sungguh luar biasa
Mengisahkan-nya hingga jutaan kalpa pun tak kunjung habis
Mendengar, melihat, dan menghormat-Nya walaupun hanya sesaat saja
Manfaat-nya bagi para Dewa dan manusia tak terbatas
2)
Baik pria, wanita, maupun para Dewa, naga, dan makhluk surga
Yang akan terjerumus ke alam sengsara karena saat-nya tiba
Berkat berlindung kepada Ksitigarbha Bodhisattva dengan setulus hati
Usia-nya akan bertambah, karma berat-nya pun lenyap atau musnah
3)
Semasa kecil kehilangan cinta kasih Ayah Bunda
Entah mereka berada di alam mana
Kakak adik serta sanak keluarga
Sejak lahir takmengenal satu sama lain
Dengan melukis gambar Ksitigarbha Bodhisattva
Menghormat, memuja-Nya dengan setulus hati
3 atau 7 hari terus-menerus memuliakan nama-Nya ( dengan menyebut ‘Namo Ksitigarbha Bodhisattvaya Mahasattvaya’ )
Beliau akan menampakkan tubuh ‘Anantayakaya’
Menunjukkan tempat di mana sanak keluarga-nya berada
4)
Sekali pun telah terjerumus ke alam sengsara
Dapat ditolong-Nya untuk terbebas dari derita
Jika saja setia, percaya, teguh, tak tergoyahkan
Bodhisattva Ksitigarbha dapat menunjukkan tempat di mana sanak keluarga-nya berada
Sekali pun telah terjerumus ke alam sengsara
Dapat ditolong-Nya untuk terbebas dari derita
Jika saja umat setia, percaya, teguh tak tergoyahkan
Kelak pasti akan tercatat sebagai calon Buddha
5)
Jika ingin mencapai Anuttara Samyak Sambodhi
Hingga terbebaskan dari penderitaan Triloka
Setelah tumbuh Bodhicitta-nya
Hormat dan puja-lah dulu Ksitigarbha Bodhisattva
Segala cita-cita sang umat akan segera terkabul
Tiada lagi karma penghalang menuju Kesadaran Agung
6)
Ada orang berhasrat mengkaji Sutra Mahayana
Ingin menyeberangkan umat ke Pantai Surga
Meskipun tekad ini besar tak terperikan
Setiap menghafal sutra tak dapat mengingat-nya
waktu terbuang percuma
Karena karma buruk di masa lampau belum terhapus
Tak dapat mengingat sebuah Gatha atau sepatah Sutra
Lakukan-lah puja bakti kepada Ksitigarbha Bodhisattva
Dengan dupa, bunga, jubah, makanan, minuman, serta barang berharga lain-nya, serta
Letakkan secawan air bersih di altar Ksitigarbha Bodhisattva
Setelah 1 hari 1 malam kemudian minum-lah air itu dengan khidmat
Setelah itu pantang makan daging, minum alkohol, berdusta, dan melakukan perbuatan asusila
21 hari dan seterus-nya jangan membunuh makhluk apa pun
Sepenuh hati merenungkan Ksitigarbha Bodhisattva ( dengan menyebut ‘Namo Ksitigarbha Bodhisattvaya Mahasattvaya’ )
Dalam mimpi sang umat akan berjumpa Ksitigarbha Bodhisattva Anantayakaya
Setelah bangun dari mimpi ke-6 indra sang umat menjadi jernih dan suci
Sutra, dari Buddha Dharma tertanam ke dalam sanubari-nya secara abadi
Daya Prabhava Ksitigarbha tidak terlukiskan
Dapat membuat orang menjadi bijak dan bestari
7)
Umat yang menderita miskin merana lagi berpenyakit
Atau kediaman-nya buruk sekali
Anggota keluarga-nya pergi meninggalkan-nya
Atau selalu ketakutan di dalam mimpi
Dan mengalami kegagalan keuangan
Puja-lah Sang Ksitigarbha sepenuh hati
Berangsur penderitaan akan lenyap sama sekali
Mimpi yang buruk tak kan mengganggu lagi
Sandang pangan cukup dan selalu dilindungi makhluk suci yang berbudi
8)
Jika harus mendaki gunung menuruni lembah
Masuk ke hutan rimba, mengarungi lautan luas
Bertemu satwa buas dan dihadang orang jahat
Atau didatangi setan, iblis, serta badai ganas
Apabila menghadapi segala rintangan dan berbagai penderitaan
Ingat-lah Ksitigarbha Bodhisattva sebelum berangkat
Puja-lah Beliau dengan tulus ikhlas penuh khidmat
Meskipun berada dalam kesulitan maha luar biasa
Sekejab sirna lenyap semua berkat Buddha Dharma
9)
Dengar-lah baik-baik O Arya Avalokiteshvara
Daya Prabhava ( tenaga batin ) Ksitigarbha Bodhisattva tak terperikan
Menyelamatkan umat manusia tak terbilangkan
Jutaan kalpa dikisahkan tidak akan habis
Sebarkan-lah Maha Pranidhana ( Niat Suci / Janji ) Bodhisattva Ksitigarbha ke seluruh alam semesta
10)
Bila terdapat umat yang dapat mendengar nama-Nya
Melihat ruphang-Nya, memuja-Nya dengan dupa, bunga, pangan, dan jubah,
Sang umat akan menikmati pahala-nya hingga jutaan masa
Bila jasa-jasa pemujaan disalurkan kepada makhluk hidup di seluruh alam semesta
Akan terbebaskan dari penderitaan kelahiran dan kematian
Mencapai tepian Nirvana – menjadi Buddha
11)
Oleh karena itu, Yang Arya Avalokiteshvara
Ketahui-lah Ksitigarbha Bodhisattva demikian Maha Welas Asih-nya
Demikian besar tekad-Nya, daya batin-Nya tidak terlukiskan
Sampaikan ini semua kepada makhluk hidup yang berada di berbagai dunia yang banyak-nya bagaikan butiran pasir Sungai Gangga
Agar mereka semua mengetahui dan percaya sedalam-dalam-nya
Sehingga memperoleh Kebahagiaan Dharma yang sejati
Sumber :
KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Text asli versi Mandarin disusun Dharma Master Yau Cin
Versi Bahasa Indonesia disusun Dr. Leini Lee ( Sukhavati Education Centre, Medan )
KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAB 1 - ISTANA TRAYASTRIMSA VARGA RDDHIDHI JNANAM ( PERSAMUAN AGUNG DI ISTANA SURGA TRAYASTRIMSA )
BAB 2 - BADAN JELMAAN SANG BODHISATTVA KSITIGARBHA BERKUMPUL DI PERSAMUAN ISTANA SURGA TRAYASTRIMSA
BAB 3 - BUDDHAMATRKA DEWI MAHA MAYA MENGAMATI KARMA MANUSIA BESERTA SEBAB DAN AKIBAT-NYA
BAB 4 - HUKUM KARMA DAN SEBAB AKIBAT-NYA BAGI MAKHLUK-MAKHLUK JAMBUDVIPA ( ALAM MANUSIA )
BAB 12 - MANFAAT DARI MENDENGAR SERTA MEMBACA “KSITIGARBHA SUTRA”
BAB 13 - AMANAT SANG BUDDHA KEPADA DEWA DAN MANUSIA
* * * * * * * * * *
KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAB 1 - ISTANA TRAYASTRIMSA VARGA RDDHIDHI JNANAM ( PERSAMUAN AGUNG DI ISTANA SURGA TRAYASTRIMSA )
BAB 2 - BADAN JELMAAN SANG BODHISATTVA KSITIGARBHA BERKUMPUL DI PERSAMUAN ISTANA SURGA TRAYASTRIMSA
BAB 3 - BUDDHAMATRKA DEWI MAHA MAYA MENGAMATI KARMA MANUSIA BESERTA SEBAB DAN AKIBAT-NYA
BAB 4 - HUKUM KARMA DAN SEBAB AKIBAT-NYA BAGI MAKHLUK-MAKHLUK JAMBUDVIPA ( ALAM MANUSIA )
BAB 12 - MANFAAT DARI MENDENGAR SERTA MEMBACA “KSITIGARBHA SUTRA”
BAB 13 - AMANAT SANG BUDDHA KEPADA DEWA DAN MANUSIA