* * * Untuk melihat dalam versi web, dapat >> klik disini
BAB 2
BADAN JELMAAN SANG BODHISATTVA KSITIGARBHA
BERKUMPUL DI PERSAMUAN ISTANA SURGA TRAYASTRIMSA
Pada saat itu, di persamuan agung istana surga Trayastrimsa, telah hadir badan jelmaan dari sang Ksitigarbha yang selama ini bertugas di ‘kantor-kantor’ neraka di pelbagai dunia yang banyak-nya hingga ratusan ribu koti asankhyeya sulit diperkirakan. Kini, mereka berkumpul bersama-sama dengan jutaan koti nayuta umat suci yang telah bebas dari duniawi, serta para makhluk hidup yang telah keluar dari berbagai alam sengsara yang telah diberkati oleh Maha Rddhi Abhijnabala ( tenaga batin luhur ) dari Buddha Sakyamuni, semua dari mereka membawa bermacam-macam bunga-bunga harum umtuk dipersembahkan kepada Buddha Sakyamuni. Dan para hadirin yang pernah diberkati oleh bimbingan sang Ksitigarbha, kebanyakan dari mereka telah mencapai tingkat gelar Avinivartaniya Anuttara Samyak Sambodhi. Tetapi sebelum mereka mencapai tingkat kesucian ini, mereka senantiasa berputar terus dalam lingkaran kelahiran dan kematian di 6 Gati tanpa berhenti semasa pun. Kini, mereka telah diberkahi Ke-Maha Belas Kasih-an ( Maha Karuna ) dan Niat Suci Utama ( Maha Pranidhana ) dari Bodhisattva Ksitigarbha, mereka semua telah mencapai Ke-Bodhi-an. Setibanya di arena persamuan agung di istana surga Trayastrimsa, mereka semua merasa amat gembira dan dengan penuh kasih mereka memuja Buddha Sakyamuni, mata mereka terus-menerus memandang ke wajah Buddha Sakyamuni tanpa bergerak sekejab pun.
Kemudian Buddha Sakyamuni menjulurkan lengan-Nya yang berwarna keemasan menjadi jutaan tangan emas, sambil meraba ubun-ubun kepala dari setiap jelmaan sang Ksitigarbha banyak-nya ratusan ribu koti asankhyeya itu seraya berkata, “O Maha Arya Ksitigarbha yang berwelas asih, ketahui-lah, sejak Aku bertugas di alam Sahaloka yang sedang mengalami panca kasaya ( 5 kekeruhan ) ini, Aku berniat membimbing para umat yang masih bertegar hati, hingga menjadi sadar dan kembali ke jalan yang benar. Meskipun Aku telah lama bekerja keras, namun masih ada sebagian umat yang tetap memiliki kelakuan yang tidak baik. Betapa menyedihkan ! Sungguh, pekerjaan-Ku ini tidak berbeda dengan Anda. Anda pernah menjelmakan badan-Mu hingga demikian banyak, namun, selaku seorang Buddha, Aku pun pernah menjelmakan badan-Ku hingga ratusan ribu koti, kemudian dengan berbagai cara yang tepat Aku menyelamatkan para makhluk yang sengsara. Tentu saja para umat yang bijak, yang ber-indera tajam, dapat memahami ajaran-Ku. Demikian juga bagi yang banyak menanam kebajikan pada masa silam, mereka cepat sadar. Akan tetapi mereka yang ber-karma berat, ber-batin gelap, membutuhkan waktu yang lama sekali untuk merubah pandangan-nya yang keliru, yang telah lama sekali mereka miliki. Untuk umat yang mempunyai karma berat dan yang enggan mentaati ajaran para Buddha atau sama sekali tidak menghormati Buddha Dharma, umat yang sulit ‘diobati’ ini tetap Ku-selamatkan dengan badan jelmaan-Ku. Demi untuk membimbing mereka, Aku selalu menjelmakan badan-Ku menjadi seorang lelaki atau wanita, dewa, naga, makhluk-makhluk suci, setan, bahkan Aku pernah menjelmakan diri-Ku menjadi gunung, hutan, sungai, padang, sungai kecil, kolam, sumber air, dan sebagai-nya agar dapat menolong umat yang sengsara ! Kadangkala Aku juga menjelmakan diri-Ku menjadi seorang Raja Indra, Raja Brahma, Raja Cakravartin, atau seorang kulapati, atau seorang raja, menteri, pegawai negara, atau seorang bhiksu, bhiksuni, upasaka, upasika, Sravaka, Pratyeka Buddha, Arahat, atau Bodhisattva, dan sebagai-nya, guna menyelamatkan para makhluk sengsara di seluruh alam semesta. Maka itu, bukan hanya dengan tubuh Buddha saja para Buddha menjalankan tugas-Nya !”
* * *
“O Maha Arya Ksitigarbha yang berwelas asih,” Sang Buddha melanjutkan sabda-Nya, “Lihat-lah, hadirin yang sebagian besar adalah berasal dari makhluk-makhluk yang bertegar hati, yang mana terus-menerus Aku membimbing-nya selama ber-kalpa-kalpa, dan kini mereka semua telah terbebas dari belenggu. Tetapi masih ada umat yang terlibat karma berat dan enggan mentaati ajaran-Ku, sehingga mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatan-nya sesuai dengan hukum karma. O Maha Arya Ksitigarbha, tolong-lah, apabila para umat tersebut telah diterjunkan ke alam kesengsaraan dan sedang menjalani hukuman terberat. Engkau semua harus mengingat nasihat yang Ku-ucapkan ini sewaktu kita berada di surga Trayastrimsa, agar semua makhluk hidup yang berada di alam manusia, hingga pada masa Bodhisattva Maitreya lahir, semua-nya dapat dibebaskan dari belenggu penderitaan, dan dapat memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Buddha, semoga mereka semua dapat di-vyakarana ( di-visuddhi ) langsung oleh Buddha Maitreya di masa yang akan datang.”
Pada saat itu semua badan jelmaan sang Bodhisattva Ksitigarbha dari berbagai dunia sejak ber-kalpa-kalpa yang lalu semua-nya bersatu kembali ke badan asal-nya, lalu beliau memberi penghormatan kepada Buddha Sakyamuni dan dengan perasaan haru serta dan air mata berlinang, Bodhisattva Ksitigarbha berkata kepada Sang Buddha, “O Bhagava yang Termulia, atas bimbingan Sang Buddha-lah saya dapat mencapai tingkat kesucian dan memiliki kebijaksanaan. Saya tahu dalam waktu yang selang tidak berapa lama lagi, Sang Bhagava akan meninggalkan kami sekalian guna melakukan parinirvana, karena segala kewajiban Sang Buddha telah selesai. Betapa sedih-nya, O Bhagava yang Termulia. Sungguh, Aku senantiasa terkenang akan jasa-jasa-Mu yang demikian agung. Dan Aku juga tidak akan lupa, sejak dahulu kala Aku selalu dilindungi oleh Sang Bhagava dan diberkahi dengan Rddhi-Abhijnabala ( tenaga batin terluhur ), yang kekuatan-nya luar biasa, sehingga sejauh ini, baik kebijaksanaan-Ku maupun ketrampilan-Ku menjadi sedemikian luhur dan ajaib. Terutama berkat Sang Buddha Aku dapat menjelmakan badan-Ku hingga sedemikian banyak dan semua badan jelmaan-Ku dapat bertugas di ratusan ribu koti dunia. Bahkan setiap dunia dapat Aku datangi dengan badan jelmaan-Ku, dan setiap badan jelmaan-Ku mampu menyelamatkan ratusan ribu koti umat, mengajari mereka untuk yakin kepada Triratna, agar mereka dapat bebas dari penderitaan lahir dan mati, dapat melaksanakan Dharma luhur hingga mencapai Nirvana.
O Bhagava yang Termulia, ketahui-lah, barang siapa yang dapat menganut Buddha Dharma, dan dapat berbuat jasa-jasa kebaikan, walaupun jasa-nya hanya se-ujung rambut, atau hanya se-tetes air, atau bagaikan se-butir pasir, bahkan hanya sekecil atom, Aku bertekad akan menolong mereka selangkah demi selangkah hingga akhir-nya mereka mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Buddha Maitreya di masa yang akan datang !”
* * *
“Sekarang, kami dengan tulus ikhlas memohon Sang Bhagava untuk tidak mengkhawatirkan para makhluk yang terlibat hukuman berat, baik yang berada di masa sekarang ataupun di masa mendatang itu.” Demikian-lah kata-kata itu diulangi 3 kali oleh Sang Ksitigarbha di depan Buddha Sakyamuni.
“Sadhu ! Sadhu ! Sadhu ! Cita-cita-Mu sedemikian luhur dan patut Ku-hargai !” Sang Buddha memuji Sang Ksitigarbha, “Aku ikut bergembira atas segala hasil kerja-Mu yang sedemikian gemilang. Apabila kelak Anda telah mensukseskan niat suci utama-Mu yang pernah Anda ikrar-kan pada masa yang silam itu, berarti kewajiban agung-Mu sudah selesai, dan Anda langsung dapat mencapai Anuttara Samyak Sambodhi dan menjadi seorang Buddha baru, sambil menjalankan tugas agung di suatu dunia yang Anda inginkan.”
Sumber :
KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
Text asli versi Mandarin disusun Dharma Master Yau Cin
Versi Bahasa Indonesia disusun Dr. Leini Lee ( Sukhavati Education Centre, Medan )
KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAB 1 - ISTANA TRAYASTRIMSA VARGA RDDHIDHI JNANAM ( PERSAMUAN AGUNG DI ISTANA SURGA TRAYASTRIMSA )
BAB 2 - BADAN JELMAAN SANG BODHISATTVA KSITIGARBHA BERKUMPUL DI PERSAMUAN ISTANA SURGA TRAYASTRIMSA
BAB 3 - BUDDHAMATRKA DEWI MAHA MAYA MENGAMATI KARMA MANUSIA BESERTA SEBAB DAN AKIBAT-NYA
BAB 4 - HUKUM KARMA DAN SEBAB AKIBAT-NYA BAGI MAKHLUK-MAKHLUK JAMBUDVIPA ( ALAM MANUSIA )
BAB 12 - MANFAAT DARI MENDENGAR SERTA MEMBACA “KSITIGARBHA SUTRA”
BAB 13 - AMANAT SANG BUDDHA KEPADA DEWA DAN MANUSIA
* * * * * * * * * *
KSITIGARBHA PURVA PRANIDHANA SUTRA
BAB 1 - ISTANA TRAYASTRIMSA VARGA RDDHIDHI JNANAM ( PERSAMUAN AGUNG DI ISTANA SURGA TRAYASTRIMSA )
BAB 2 - BADAN JELMAAN SANG BODHISATTVA KSITIGARBHA BERKUMPUL DI PERSAMUAN ISTANA SURGA TRAYASTRIMSA
BAB 3 - BUDDHAMATRKA DEWI MAHA MAYA MENGAMATI KARMA MANUSIA BESERTA SEBAB DAN AKIBAT-NYA
BAB 4 - HUKUM KARMA DAN SEBAB AKIBAT-NYA BAGI MAKHLUK-MAKHLUK JAMBUDVIPA ( ALAM MANUSIA )
BAB 12 - MANFAAT DARI MENDENGAR SERTA MEMBACA “KSITIGARBHA SUTRA”
BAB 13 - AMANAT SANG BUDDHA KEPADA DEWA DAN MANUSIA