Pada Hari Pernikahan-nya, Ayah-nya yang Bijaksana
memberi-nya beberapa Nasihat yang dikelompokkan menjadi Sepuluh,
sebagai berikut :
* * * * *
memberi-nya beberapa Nasihat yang dikelompokkan menjadi Sepuluh,
sebagai berikut :
Sang Buddha menguraikan Delapan Kualitas pada Diri Seorang Wanita
yang dapat memelihara Kesejahteraan dan Kebahagiaan Diri-nya
di Dunia Ini dan Nanti yaitu :
* * * * * *
Visakha adalah Putri yang Berbakti dan Murah Hati dari Seorang Jutawan.
Ketika Ia baru berumur 7 tahun,
Sang Buddha mengunjungi tempat kelahiran-nya.
Kakek-nya, ketika mendengar adanya kunjungan Sang Buddha tersebut,
menyuruh Visakha untuk keluar dan menyambut Sang Buddha.
Meskipun Ia masih amat muda, tetapi Ia taat pada Agama dan Moral – Etika.
Dengan demikian, segera setelah mendengar uraian Dhamma dari Sang Buddha,
Ia mencapai Tingkat Kesucian Pertama.
Ketika Ia berusia 15 tahun, beberapa Orang Brahmana yang melihat-nya,
berpikir bahwa Ia akan menjadi Istri yang ideal bagi Tuan-nya
yang bernama Punnavaddhana, Putra seorang Jutawan yang bernama Migara.
Visakha memiliki 5 macam kecantikan Seorang Wanita –
rambut yang indah, bentuk badan yang indah, struktur tulang yang bagus,
kulit indah yang halus dan berwarna keemasan, serta tampak muda.
Dengan demikian, Mereka membuat persiapan Pernikahan Visakha dengan Punnavaddhana.
Pada Hari Pernikahan-nya, Ayah-nya yang Bijaksana
memberi-nya beberapa Nasihat yang dikelompokkan menjadi Sepuluh, sebagai berikut :
1. Seorang Istri tidak boleh mencela Suami dan Mertua-nya di depan Orang Lain.
Demikian juga kelemahan atau kekurangan mereka
ataupun pertengkaran Rumah Tangga tidak boleh diceritakan kepada Orang Lain.
2. Seorang Istri tidak seharusnya mendengarkan cerita – cerita dan laporan – laporan
dari Rumah Tangga Orang Lain.
3. Barang – barang boleh dipinjamkan kepada Mereka yang mengembalikan-nya.
4. Barang – barang tidak boleh dipinjamkan kepada Mereka yang tidak mengembalikan-nya.
5. Sanak Famili yang miskin dan Teman – Teman yang miskin harus ditolong
meskipun Mereka tidak dapat membayar kembali.
6. Seorang Istri harus duduk dengan anggun bila melihat Mertua atau Suami-nya,
Ia harus menghormati Mereka dengan berdiri dari duduk-nya.
7. Sebelum Seorang Istri makan, Ia pertama – tama harus memastikan
bahwa Mertua dan Suami-nya telah dilayani.
Ia juga harus memastikan bahwa Pelayan – Pelayan-nya telah diurus dengan baik.
8. Sebelum pergi tidur, Seorang Istri harus memeriksa
bahwa semua pintu telah ditutup, perabot rumah telah dirapikan,
Pelayan – Pelayan telah melaksanakan tugas – tugas Mereka,
dan Mertua telah pergi tidur.
Sebagai Aturan-nya, Seorang Istri harus bangun pagi – pagi sekali
dan jika tidak sakit, Ia tidak boleh tidur siang.
9. Mertua dan Suami harus diperlakukan dengan sangat hati – hati laksana api.
10. Mertua dan Suami harus dihormati seperti layak-nya menghormati Dewa.
* * * * *
Sejak Visakha berada di Savatthi, Kota Suami-nya,
Dia Baik dan Murah Hati kepada Semua Orang di Kota itu
sehingga Semua Orang mencintai-nya.
Suatu hari, Ayah Mertua-nya sedang makan bubur – nasi manis dari mangkuk emas
ketika Seorang Bhikhu mendatangi Rumah itu untuk Pindapata.
Meskipun Si Ayah Mertua melihat Bhikhu tersebut,
Ia tetap meneruskan makan-nya seolah olah Ia tidak melihat Bhikhu tersebut.
Visakha dengan sopan berkata kepada Bhikhu tersebut :
“Maafkan, Yang Mulia Bhante, Ayah Mertua-ku sedang makan makanan – sisa” .
* * * * *
Sudah sejak lama Ayah Mertua Visakha tidak senang kepada-nya
karena Visakha adalah pengikut setia dan pendukung Sang Buddha,
sedangkan Dia tidak.
Dia lalu mencari kesempatan untuk membubarkan Perkawinan Anak-nya dengan Visakha,
tetapi perilaku Visakha tidak bercacat.
Sekarang Dia mendapatkan kesempatan itu.
Karena salah paham terhadap kata – kata Visakha tersebut,
Ia mengira Visakha telah menghina Keluarga-nya.
Dia memerintahkan Visakha untuk keluar dari Rumah itu,
tetapi Visakha mengingatkan Dia akan permintaan Ayah-nya kapada 8 Anggota Keluarga.
Ayah Visakha berkata kepada mereka,
“Jika terdapat kesalahan pada Putri-ku, Selidiki-lah” .
* * * * *
Jutawan itu setuju dengan permintaan Visakha dan memanggil 8 Anggota Keluarga untuk datang
dan memeriksa apakah Visakha bersalah karena kekasaran ucapan-nya.
Ketika mereka tiba, Dia berkata kepada mereka,
“Temukan kesalahan-nya dan usir Dia dari Rumah ini” .
Visakha membuktikan ketidak – bersalahan-nya
dengan menerangkan sebagai berikut :
“Tuan – tuan,
ketika Ayah Mertua-ku tidak memperdulikan Bhikkhu
yang ingin ber-Pindapata di Rumah ini dengan melanjutkan makan bubur nasi manis-nya,
berarti Dia tidak menambah Kebajikan dalam Kehidupan-nya yang Sekarang.
Dia hanya menikmati Kebajikan – Kebajikan dari Perbuatan atau Kamma Lampau-nya.
Apakah ini bukan seperti makan makanan – sisa ? ”
* * * * *
Ayah Mertua-nya harus mengakui bahwa Visakha tidak bersalah karena ucapan-nya itu.
Masih ada beberapa lagi kesalahpahaman setelah itu,
tetapi Visakha selalu bisa menjelaskan hingga Dia puas.
Setelah kejadian – kejadian ini,
Ayah Mertua Visakha menyadari kekeliruan-nya dan mengakui Kebijaksanaan Visakha.
Atas saran Visakha,
Dia mengundang Sang Buddha ke Rumah-nya untuk memberikan uraian Dhamma.
Dengan mendengar uraian Dhamma itu, Dia menjadi Sotapanna.
Dengan Kebijaksanaan dan Kesabaran, Visakha berhasil mengajak Keluarga Suami-nya
menjadi Keluarga Buddhis yang Bahagia.
Visakha juga sangat Dermawan dan suka menolong Para Bhikhu.
Ia membangun Vihara Pubbarama dengan biaya yang besar untuk kegunaan Para Bhikhu.
Visakha sangat gembira ketika Sang Buddha menggunakan 6 Masa Vassa Beliau di sana.
* * * * *
Dalam salah satu ceramah yang disampaikan kepada Visakha,
Sang Buddha menguraikan Delapan Kualitas pada Diri Seorang Wanita
yang dapat memelihara Kesejahteraan dan Kebahagiaan Diri-nya di Dunia Ini dan Nanti yaitu :
“Dalam hal ini, Visakha,
Seorang Wanita itu melakukan pekerjaan-nya dengan baik,
Ia mengatur Pelayan – Pelayan-nya,
Ia menghormati Suami-nya, dan
Ia menjaga kekayaan-nya.
Dalam hal ini, Visakha,
Seorang Wanita itu memiliki Keyakinan ( Saddha ) di dalam Buddha, Dhamma, dan Sangha,
Kebajikan – Moral ( Sila),
Kemurahan Hati ( Caga ),
dan Kebijaksanaan ( Panna )”.
* * * * * *
Dengan menjadi Wanita yang punya banyak bakat,
Ia memainkan peran penting di dalam berbagai kegiatan Sang Buddha dan Para Pengikut-Nya.
Saat itu, Ia diberi wewenang oleh Sang Buddha
untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul di antara Para Bhikhuni.
Beberapa Peraturan Vinaya juga ditetapkan untuk Para Bhikhuni
ketika Ia diminta untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.
Sumber Dari :
* Mutiara Dhamma XII, Edisi Ulang Tahun MD ke-6
* http://www.wihara.com/forum/kisah-kisah-sang-buddha/759-kisah-buddhis-visakha.html
* * * * * * * * * *
Tentang :
* The Gift of Love - Pangeran Siddharta dan Yasodhara
* Dhamma - Perkawinan dalam Agama Buddha
* Dhamma - Jalan Hidup Umat Buddha Perumah Tangga
* Nasehat Sang Buddha kepada Pasangan Suami Istri
* Kualitas yang Diharapkan Pasangan Suami Istri Dalam Pernikahan
* Kewajiban Seorang Suami
* Kewajiban Seorang Istri
* Kewajiban Seorang Istri - 02
* Sattaka 148 - Tujuh Jenis Istri
* 5 Cara Seorang Istri Diperlakukan Oleh Suami-nya seperti Arah Barat
* 8 Kualitas dalam Diri Seorang Wanita yang Akan Membawa Kesejahteraan dan Kebahagiaan
* 4 Dhamma yang Wajib Dimiliki Seorang Kepala Rumah Tangga
* 4 Jenis Kebahagiaan Bagi Orang Awam Yang Menjalani Kehidupan Berkeluarga
* 4 Nilai yang Menunjang Kebahagiaan Orang Awam Selamanya
* 4 Macam Hal yang Berguna pada Kehidupan Sekarang
* 10 Perbuatan Baik
* 7 Harta Kekayaan Sejati
* Hal - Hal yang Memboroskan Kekayaan
* Dana dari Orang yang Berbudi Luhur
* Kondisi yang diminati, yang menyenangkan, dan yang sulit diperoleh di Dunia ini
* Sigalovada Sutta
* Sigalovada Sutta - Format Buku
* Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua ( Dan Mertua )
* Arah Menghormat
* Arah Menghormat - 02
* Kalyana Mitta
* Persahabatan yang Baik
* Persahabatan yang Baik - 02
* 4 Macam Sahabat Yang Berhati Tulus